SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN





Nama    : Mochamad Fauzan
NPM     : 17121014
Prodi     : Sistem Informasi
Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia (UNIBI).



Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan


Sistem pendukung keputusan (SPK) mulai dikembangkan pada tahun 1960-an, tetapi istilah sistem pendukung keputusan itu sendiri baru muncul pada tahun 1971, yang diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Micheal S. Scott Morton, keduanya adalah profesor di MIT. Hal itu mereka lakukan dengan tujuan untuk menciptakan kerangka kerja guna mengarahkan aplikasi komputer kepada pengambilan keputusan manajemen.

         Sementara itu, perintis sistem pendukung keputusan yang lain dari MIT, yaitu Peter G.W. Keen bekerja sama dengan Scott Morton telah mendefenisikan tiga tujuan yang harus dicapai oleh sistem pendukung keputusan, yaitu :
1.  Sistem harus dapat membantu manajer dalam membuat keputusan guna memecahkan masalah semi terstruktur.
2.      Sistem harus dapat mendukung manajer, bukan mencoba menggantikannya.
3.      Sistem harus dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer. 
Tujuan-tujuan tersebut mengacu pada tiga prinsip dasar sistem pendukung keputusan (Kadarsah, 1998), yaitu :
1.      Struktur Masalah
Untuk masalah yang terstruktur, penyelesaian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus yang sesuai, sedangkan untuk masalah terstruktur tidak dapat dikomputerisasi. Sementara itu, sistem pendukung keputusan dikembangkan khusus untuk menyelesaikan masalah yang semi terstruktur.
2.      Dukungan Keputusan
Sistem pendukung keputusan tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer, karena komputer berada di bagian terstruktur, sementara manajer berada di bagian tidak terstruktur untuk memberikan penilaian dan melakukan analisis. Manajer dan komputer bekerja sama sebagai sebuah tim pemecah masalah semi terstruktur.
3.      Efektivitas Keputusan
Tujuan utama dari sistem pendukung keputusan bukanlah mempersingkat waktu pengambilan keputusan, tetapi agar keputusan yang dihasilkan dapat lebih baik.

Kriteria Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan dirancang secara khusus untuk mendukung seseorang yang harus mengambil keputusan-keputusan tertentu. Berikut ini beberapa karakteristik sistem pendukung keputusan (Oetomo, Sistem Pendukung Keputusan : 2002), yaitu :
1.      Interaktif
      Sistem pendukung keputusan memiliki user interface yang komunikatif sehingga pemakai dapat melakukan akses secara cepat ke data dan memperoleh informasi yang dibutuhkan.
2.      Fleksibel
Sistem pendukung keputusan memiliki sebanyak mungkin variabel masukkan, kemampuan untuk mengolah dan memberikan keluaran yang menyajikan alternatif-alternatif keputusan kepada pemakai.
3.      Data Kualitas
Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan menerima data kualitas yang dikuantitaskan yang sifatnya subyektif dari pemakainya, sebagai data masukkan untuk pengolahan data. Misalnya : penilaian terhadap kecantikan yang bersifat kualitas, dapat dikuantitaskan dengan pemberian bobot nilai seperti 75 atau 90.
4.      Prosedur Pakai
Sistem pendukung keputusan mengandung suatu prosedur yang dirancang berdasarkan rumusan formal atau juga beberapa prosedur kepakaran seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan suatu bidang masalah dengan fenomena tertentu.

Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan

Menurut (Turban dkk, Sistem Pendukung Keputusan : 2005), ada beberapa karakteristik dari sistem pendukung keputusan, diantaranya adalah berikut :
1.      Mendukung seluruh kegiatan organisasi.
2.      Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi.
3.      Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan
4.      Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model.
5.      Menggunakan baik data eksternal maupun data internal.
6.      Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis.
7.      Menggunakan beberapa model kuantitatif.
         Selain itu, Turban juga menjelaskan kemampuan yang harus dimiliki oleh suatu sistem pendukung keputusan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur.
2.      Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen mulai dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah.
3.      Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok dan perorangan.
4.      Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantung dan berurutan.
5.      Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan, antara lain : intelligence, design, choice dan implementation.
6.      Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis keputusan.
7.      Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel.
8.      Kemudahan melakukan interaksi sistem.
9.      Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada efisiensi.
10.  Mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.
11.  Kemampuan pemodelan dan analisis dalam pembuatan keputusan.
12.  Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data.
Disamping berbagai kemampuan dan karakteristik seperti dikemukakan di atas, sistem pendukung keputusan memiliki juga keterbatasan, antara lain :
1.     Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan yang sebenarnya.
2.  Kemampuan sistem pendukung keputusan terbatas pada pengetahuan dasar serta model dasar yang dimilikinya.
3.    Proses-proses yang dapat dilakukan oleh sistem pendukung keputusan biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakannya.
4.   Sistem pendukung keputusan tidak memiliki intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia, karena sistem pendukung keputusan hanya suatu kumpulan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi oleh kemampuan berpikir.
Secara implisit, sistem pendukung keputusan berlandaskan pada kemampuan dari sebuah sistem berbasis komputer dan dapat melayani penyelesaian masalah.

Turban (2005) mengkategorikan model sistem pendukung keputusan dalam tujuh model, yaitu:
  • Model optimasi untuk masalah-masalah dengan alternatif-alternatif dalam jumlah relatif kecil.
  • Model optimasi dengan algoritma. 
  • Model optimasi dengan formula analitik. 
  • Model simulasi. 
  • Model heuristik. 
  • Model prediktif. 
  • Model-model yang lainnya. 
Untuk kali ini kita akan bahas 2 model terlebih dahulu yakni:


1. Model optimasi

Model optimasi untuk masalah-masalah dengan alternatif-alternatif dalam jumlah relatif kecil. 
- Model ini akan melakukan pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif. 
- Teknik-teknik untuk penyelesaian masalah ini antara lain dengan menggunakan tabel keputusan atau pohon keputusan.

Model optimasi dengan algoritma. 
- Model ini akan melakukan pencarian terhadap solusi terbaik dari banyak alternatif. 
- Proses pencarian dilakukan tahap demi tahap. 
- Teknik-teknik untuk penyelesaian masalah ini antara lain dengan menggunakan linear programming atau model matematika yang lainnya, atau menggunakan model jaringan.

Model optimasi dengan formula analitik. 
- Model ini akan melakukan pencarian terhadap solusi hanya dengan satu langkah melalui rumus tertentu.
- Model seperti ini banyak dijumpai pada masalah-masalah inventory. 

 


2. Simple Additive Weighting (SAW) 


Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (Fishburn, 1967)(MacCrimmon, 1968). Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada

Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut: 
dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj ; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n.

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi ) diberikan sebagai:
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih. 

Contoh-1: 
Suatu institusi perguruan tinggi akan memilih seorang karyawannya untuk dipromosikan sebagai kepala unit sistem informasi. 
Ada empat kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian, yaitu: 
  • C1 = tes pengetahuan (wawasan) sistem informasi 
  • C2 = praktek instalasi jaringan 
  • C3 = tes kepribadian 
  • C4 = tes pengetahuan agama
Pengambil keputusan memberikan bobot untuk setiap kriteria sebagai berikut: C1 = 35%; C2 = 25%; C3 = 25%; dan C4 = 15%. 
Ada enam orang karyawan yang menjadi kandidat (alternatif) untuk dipromosikan sebagai kepala unit, yaitu: 
  • A1 = Indra, 
  • A2 = Roni, 
  • A3 = Putri,
  • A4 = Dani, 
  • A5 = Ratna, dan 
  • A6 = Mira.
 Tabel nilai alternatif di setiap kriteria:

Normalisasi: 
Hasil normalisasi:
Proses perankingan dengan menggunakan bobot yang telah diberikan oleh pengambil keputusan: w = [0,35 0,25 0,25 0,15] 

Nilai terbesar ada pada V5 sehingga alternatif A5 adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik. 
Dengan kata lain, Ratna akan terpilih sebagai kepala unit sistem informasi.


sumber :
http://novrina.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/53806/4+Metode+SPK+3KA40.pdf

Bagaimana Cara Membuat Animasi 3d Rumah di Aplikasi Blender



Sebelum kita memulai bagaimana cara membuat animasinya kita harus tau apa itu Aplikasi Blender?

Blender
 adalah perangkat lunak sumber terbuka grafika komputer 3D. Perangkat lunak ini digunakan untuk membuat film animasi, efek visual, model cetak 3D, aplikasi 3D interaktif dan permainan video. Blender memiliki beberapa fitur termasuk pemodelan 3D, penteksturan, penyunting gambar bitmap, penulangan, simulasi cairan dan asap, simulasi partikel, animasi, penyunting video, pemahat digital, dan rendering.

Glosarium pemograman Web


Glosarium pemograman Web


  • CERN adalah Organisation Europeen ne pour la Recherche Nucleaire, pusat penelitian Fisika Partikel Eropa.
  • Domain adalah Pola penamaan host di Internet.
  • HTML adalah singkatan dari "Hyper Text Markup Lenguage", sebuah bahasa markup yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web.

Glosarium Jaringan Dasar


  Glosarium Jaringan Dasar

Alamat IP Alamat IP (IP Address, Internet Protocol Address) adalah nomor yang digunakan untuk mengindentifikasi komputer, server atau alat lain dalam jaringan internal atau internet lewat TCP/IP. Terdiri dari serangkaian (empat bagian) angka yang dipisah dengan tanda titik (misalnya 123.123.123.1).

Anonymous FTP Adalah metode penggunaan program FTP untuk masuk ke suatu komputer atau server dan mengambil (download) atau mengirim file walaupun anda tidak memiliki account pada komputer itu. Saat anda masuk, anda mengirimkan 'Anonymous' sebagai nama user dan alamat email sebagai password, kemudian anda akan diarahkan ke folder atau direktori yang bisa diakses secara anonim.

Cara instalasi windows 8 melalui flashdisk


Cara instalasi windows 8 melalui flashdisk



Sebelum meninstalasi windows 8 kalian harus mendownload WinToFlash, ada bisa mendownload disini...
Password:binawisata
Tapi sebelumnya ekstrak terlebih dahulu ya...

Belajar Web Tingakat Pemula Hingga Tingkat Menengah



  Pengenalan Tag Pada HTML
Dalam HTML tag merupakan code sekaligus perintah dimana kita dapat mengatur tampilan yang kita inginkan. Tag pada HTML selalu diawali dengan <x> dan ditutup dengan </x> dimana x adalah perintah dari apa yang kita inginkan.

Tutorial Pemrograman Turbo Pascal

Tutorial Turbo Pascal


Hasil gambar untuk turbo pascal

Tapi sebelumnya pastikan kalian mempunyai aplikasinya ya...

Cara Membuat Blog Sendiri Gratis di Blogger

Cara Membuat Blog Sendiri Gratis di Blogger




Perlu dicatat, ketikka Anda ingin membuat blog di Blogger, maka email yang harus digunakan adalah Gmail, tidak boleh Yahoo Mail ataupun email dari Microsoft.

  1. Hal pertama yang harus Anda persiapkan tentunya adalah Email dari Google, atau kita sering menyingkatnya Gmail.

Source Code Dasar Program Delphi


Bagi kalian yang ingin mengatahui Sintaks/Source Code untuk Delphi inilah yang Paling Dasar dalam pengkodean delphi tersebut.


  • Sintaks atau Source Code Save


begin
if Edit1.Text=''then
 begin
 ShowMessage('KODE HARUS DIISI');
 Exit;
 end;